Dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, manusia tak lekang dari ketersediaan tempat untuk berlindung, baik dari segi psikologis (batin) dan dalam segi lahiriah.
Di dalam masyarakt Jawa bangunan jawa / rumah memilki beberapa fungsi yaitu sebagai rumah tempat tinggal, tempat ibadah, tempat bermusyawarah,dan tempat penyimpanan. Masing-masing rumah tersebut memiliki fungsi yang tentunya berbeda, tergantung bagaimana tempat tersebut didirikan. Sangat wajar sekali apabila rumah-rumah tersebut dengan berbagai macam fungsinya memiliki keterkaitan dengan keberadaan atap atau dalam keseharian orang Jawa sering menyebutnya dengan sebutan payon.
Atap/payon merupakan elemen yang sangat penting dalam konstruksi arsitektur rumah Jawa. Biasanya kerangka atap dibuat dari kayu jati, glugu, dan nangka. Kerangka meliputi blandar, ander, dudur, usuk, molo, dan reng.
Sedangkan dari segi pekembangan bentuk dari rumah tersebut, memilki beberapa jenis. Antara lain bentuk tunggangpe, limasan, kampung, joglo, dan tajug. Khusus untuk bentuk tajug dalam aplikasinya tidak dipakai sebagai rumah tempat tinggal, melainkan sebagai tempat ibadah. Sedangkan bentuk lainnya biasanya lazim kita temui dalam atap rumah tempat tinggal.
0 komentar:
Posting Komentar